Jumat, 10 Oktober 2014

Perbedaan :)

Perbedaan itu nyata

Perbedaan ini sangat nyata. Aku dan kamu yang menjalin hubungan, menjalin hubungan untuk menjadikan kita satu, satu tujuan dalam pilihan yang berbeda mungkinnya. Ketika saatnya aku takut tuk memandang apa itu yang dinamakan pagi saat matahari beranjak dari ketidurannya menggantikan malam. Saat aku berusaha keras tuk berlari dari senja yang akan mendatangkan kegelapannya lagi, lalu kau hadir menawarkan cahaya saat malam pun kini penuh kegelapan riang menari di atas keterpurukkan ku.
Semua jelas tampak layaknhya dalam cerita dongeng saat cinderella diubah dengan mudahnya menjadi seorang putri cantik dan mendapatkan pangeran yang dia impikan. Percayakah terjadi dalam kehidupan nyata?
Aku memulai semuanya dari prasaan ragu, kamu tetap berada dalam keberadaan yang membuatku ingin tetap memperhatikan apa ini sebuah bayang semu? Kamu tetap ada disana dan tetap disana menawarkan apa itu yang kita bilang sebagai bahagia kebersamaan dalam balut rasa saling mencintai.
Kehadiranmu, yah kehadiranmu yang bisa dibilang senja saat matahari memulai menenggelamkan apa itu saat terang dunia mulai menjadi kegelapan lalu kamu mendatangkan apa yang disebut cahaya dalam kegelapanku. Bahagia itu kamu ciptakan seiring waktu yang membuktikan untuk kita bersama berjalan dalam langkah yang mungkin tidak terhentikan oleh waktu.
Ingatkah saat kita memulai mengenal satu sama lain? Layaknya sang merpati yang berterbangan mencari dimana tujuan ia hinggap dan nyaman dalam keberadannya untuk beristirahat. Menempatkan diri untuk tetap kembali pulang ke tempat yang telah menciptakan sebuah kenyamanan dalam setiap hela nafas lelahku. Kamu yang tersandarkan menjadi bagian untukku mengembalikan apa itu yang ku sebut semangat untuk ku memulai lagi kegiatan rutinku.
Waktu terus berjalan dengan kewajiban yang menuntunku untuk terus berusaha memahami setiap detiknya dalam kehidupanku, apalagi sekarang sudah terasa lebih lengkap dengan kehadiran ia yang membuat hidupku lebih menghasilkan banyak warna-warni nyata apa itu dia yang kita sebut kebahagiaan.
Beranjak dari itu semua, senja tidak lagi berwarna menyeramkan, senja sekarang lembut warnanya, terbentang begitu sejuk dimata, dan saat malam menghadirkan kegelapan tidak akan membuatku resah tuk mencari dimana cahaya untukku melanjutkan hariku, sudah ada ia yang akan menjadi cahaya saat aku melihatnya kegelapan.
Kamu membuat aku memulai hari itu adalah harapan, saat aku dan kamu akan meraih apa yang kita inginkan bersama dalam satu tujuan. Dalam sekian banyak prasaan ragu, dalam banyaknya perkataan orang lain tentang apa yang menyangkut dirimu memang sedikit meenggoyahkan pendirian ini, aku menyerahkan pada waktu, karna aku yakin waktu akan memberikan indah pada waktunya.
Sedikit demi sedikit aku mulai menemukan apa itu perbedaan yang kita miliki, saat aku harus menerima kenyataan kita dari keluraga yang berbeda. Mungkin kita sama dalam keadaan mahluk, tapi drajat yang kita miliki terlampau jauh berbeda. Ini membuat satu persatu aku untuk melangkah mundur dari perjalanan kita. Perjalanan yang sudah kita urai bagaimana kedepannya, perjalanan yang mungkin masih tersimpan dibenak dan akan kita menjadikannya nyata, perjalanan yang tidak akan terhentikan, perjalanan antara aku dan kamu untuk menjadi satu dalam satu kehidupan.

Belajar dari sebuah kenyataan bahwa tidak munafik manusia tetap memandang apa itu yang dinamakan sebuah derajat. Walau sebenarnya itu bukanlah salah satu alasan kita bisa berpisah dari apa yang telah kita impikan bersama. Aku tau dimana batas kehidupanku, aku tau siapa aku dan aku paham betul aku berasal dari mana. Aku terlampau jauh berbeda dengan keadaanmu, aku hanyalah batu krikil diantara banyaknya batu besar yang terlihat dipelupuk mata. Aku hanyalah sebuah kayu diantara besi, dan aku hanyalah lentera diantara lampu berlian yang nyata terangnya lebih mewah.
Aku belajar meyakinkan apa yang disebut manusia semua itu sama rata, manusia semua sama dimata tuhan, tidak pandang dia siapa dan seberapa besar materi yang ia miliki tapi aku berada dalam keadaan yang berbeda, saat yang ku hadapi itu bukanlah sosok tuhan atau malaikat yang bisa melihat bukan dari materi.
Aku terlalu takut untuk beranjak, melihat dan memandang kedepan denganmu lagi. Aku takut terlalu banyak harap yang semakin banyak dan semakin nyata cuma hanya menyisihkan kesedihan dan menggoreskan luka yang lebih dalam. Aku mulai meneteskan air mataku, bukan karna aku sedih, tapi karna aku tak mampu menggapaimu dengan berjuta harap yang telah aku hadirkan dengan keberadaanmu. Aku menangisi kedaan yang teramat sangat aku harap bisa mengubahnya.
Semua orang bisa bermimpi, bermimpi untuk mewujudkannya menjadi nyata. Tetapi tidak semua orang berhak memaksakan keadaan, yang mungkin jalan terbaiknya itu adalah berpisah.

Let me go and you’ll find someone new~

By : TPR~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar