Melebihi asap yang meliputi dunia kota jakarta, memenuhi dibalut dengan polusi yang begitu menjadi sahabat setiap harinya beginilah prasaan itu, sudah tampak jelas kan ada tiap saatnya dalam kehiudpan sehari-hari para manusia dan rutinitasnya.
Takut, melebihi rasa ini layaknya dunia tanpa adanya matahari, gelapnya dunia tanpa adanya bulan, lalu dunia yang tidak terlapisi dengan peranan sang atmospher :’)
Merasakannya kembali lagi hadir di diri ini setelah sekian lama sudah terpendam larut seiring dengan waktu, mulai terkikis perlahan dengan perjalanan baru duniaku, tertinggalkan dengan pagi yang lebih cerah dari yang pernah terlewatkan, dan terpangkas oleh setiap butiran harapan impian baru.
Ya tuhan, aku hanya bisa merindukannya, dengan itu aku
bisa merasakannya. Aku hanya bisa berbisik pada angin, bahwa
merindukanmu adalah hal termanis untuk aku rasakan tanpa terlewatkan.
Aku menghela nafas ketika aku selalu menyebut namamu tanpa henti. Aku
terguyur air hujan, dan aku merasa hangat dengan kerinduan ini. Aku
begitu merindukanmu, merindukan seseorang yang selalu mengisi apa itu
yang ku sebut bahagia. Jika aku hanya bisa berbicara dengan angin,
bawalah semua rasa ini, bawa ia terbang jauh hingga tiba disana untuk
menjemputmu datang kembali hadir dihadapanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar