Jumat, 17 Maret 2017

Rangkuman

Aku akan merangkummu dari awal tahun 2017 ini.

Ini adalah tulisan pertamaku di Blog setelah sekian lama aku mengurungkan diri untuk menulis melalui Blog. Karena ternyata tulisan tradisional itu memang masih menarik untuk dikerjakan dalam waktu dimana masa semua sudah menggunakan gadget.

Oke baiklah akan aku mulai mengingat kejadian yang penting tentang hidup dan perasaanku selama menginjak mengikuti waktu di tahun 2017 ini.


First
 
31 Des 2016 - 01 Jan 2017
Ini adalah hari pergantian tahun yang semua orang mengakui untuk merayakannya termasuk Aku.
Aku adalah orang yang senang berkumpul walau dalam artian aku juga senang berkumpul dengan kesendirianku saja. Tetapi untuk kali ini aku menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan manusia yang tidak pernah ada bosannya untuk terus menemaniku dalam keadaan apapun itu.
Hari yang bisa aku lewai dengan begitu mudah dan cerah tetapi hati dan fikiran tetap bertempat untukmu (ya kamu sebut saja AA) "sebenarnya nama AA itu singkatan dari penggalan huruf panggilan kita" oke skip, lanjut....
Jadi setelah aku memutuskan untuk tidak bertegur sapa dengannya justru ini adalah menjadi boomerang kendali kepadaku. Aku jadi lebih extra berkali-kali lipat memikirkan dia yang biasanya tidak sampai segila ini bahkan dia menjadi pemeran utama dalam mimpiku berhari-hari yang tidak ada jedanya sama sekali setelah aku bangun tidur.
Kau memang hebat, membuatku merasa ingin melepaskan tetapi mengikat aku dalam bayang yang tidak akan pernah bisa aku kendalikan (baca saja mimpi).
Jika tulisan ini melihatkan betapa egoisnya SAYA untuk menjauh dan tidak memutuskan untuk berkomunikasi dengan DIA bahkan aku berfikir berkali-kali lipatnya untuk bertanya mengapa ini bisa terjadi dan mungkin ini jalannya. 
Singkat cerita mengapa aku memilih untuk mengihindarinya karena dia seperti berbohong (ya.... dia benar berbohong) dengan alasan yang mungkin dulu saat aku mendengarkannya tidak masuk akal dan sungguh aku benar-benar kecewa. Permasalahnnya sepele mungkin (buat dia) tetapi tidak untukku, aku wajib mengetahui kenapa dia bisa berbohong sedangkan aku lebih percaya omongan dia ketimbang omongan orang lain, taraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaam yaps ternyata orang lainlah yang memang jujur kepadaku bukan dari mulutnya.
Setelah dia mengakui alasannya berbohong hanya untuk mengurangi masalah dan tidak membuat beban fikiranku bertambah, jujur ini malah menjadikannya berkali-kali lipat ganda beban fikirankuuuuuuuu ! Kecewa, ya sekali lagi aku akui aku bahkan sangat kecewa.
AA butuh waktu yang lama untuk berani minta maaf denganku, dia mencari waktu yang tepat dan bahkan dengan egoisnya aku tidak memberikan kesempatan itu sama sekali. Sampai titik mungkin sudah hampir menginjak sebulan kami tidak tegur sapa dia berani mendatangi aku dalam ruangan kerjaku, dengan berbekal keberanian dan keyakinan dengan mengakui dia salah dia meminta maaf kepadaku dengan menyebutkan alasan yang tadi "tidak ingin menambah beban fikiranku" positifnya memang sedang berusaha untuk menjagaku untuk tidak terlalu sulit mejalani kehidupan di Area Kantor kami (ya.... kami kerja di satu tempat).
Sebelum dia berani untuk medatangiku sendirian, dia sempat berkali-kali mengecek keadaan yang tepat, hmmmmm aku sangat bisa membaca bagaimana dia begitu sangat mencariku untuk mengatakan maaf dan menjelaskan alasannya sampai semua orang yang dekat denganku dia sampaikan salam maaf dari dia, tetapi kenapa tidak langsung atau dengan telpon? Serumit itukah caranya meminta maaf kepadaku?
Jujur mungkin sekarang aku masih menyimpan betapa kecewa dan bahagianya ketika mendengar semua penjelasannya, sampai dia berkata dia tidak pernah meminta maaf dengan orang lain dengan seperti ini bahkan ke Ibu kandungnya sendiri (kalau ga lebaran) dia tidak akan pernah mau melakukan hal ini (kecuali denganku dan hubungan kita) ini yang membuatku ingin berdamai dengannya, toh.... aku juga bisa melihat itu dari niat dan tatapannya bahwa dia benar tulus ingin minta maaf.
Tetapi balik lagi, ego ini begitu kuat dan megalahkan rasa-rasa tulus itu. Aku bahkan sudah tidak meghindarinya tetapi aku membuat jarak antara kami agar dia tidak bisa berbicara banyak lagi denganku, agar kami tidak berkomunikasi seperti biasa, yaaaaaaa egoisnya memang diriku dan dia merasa lebih bersalah kembali karena merasa sia-sia sudah dengan semua yang sudah dia lakukan dan aku bukan tipe yang mudah mengerti dia (mungkin itu yang dia fikirkan).
Aku bukan ingin memilih egois tetapi aku hanya butuh waktu untuk memperbaiki apakah ini bisa kembali seperti semula, ternyata belum tentu.

13 Januari 2017 (13 + 13 = 26)
Hari itu tepat hari ulang tahun AA
dan surprise dari Allah, dia sedang masuk jadwal pagi tepat diharinya. Sama persis juga ketika hari ulang tahunku 26 November dia juga masuk jadwal pagi jadi kami bisa menikmati mengabisi hari dengan banyak bersama (walau dalam waktu kerja juga).
Oke balik ke intinya tanggal 13 Januari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke - 28 dan lanjut kami masih dalam tahap berdiam diri untuk tidak saling berkata apapun.
Walau...... ternyata aku masih perduli dengan hari ini. Malam sebelum hari itu datang jujur aku tidak bisa tidur memikirkan bagaimana besok pagi ketika bertemu dengannya, beranikah aku berkata "Hey, Selamat Ulang Tahun yaaaaa" atau sekedar berkata "Selamat Pagi Bang AA" atau tetap seperti biasa cuek dengan tidak mempermasalahkan hari ini karena kami memang masih tidak saling bertegur sapa karena kejadian kemarin itu yang masih berlanjut.
Jauh dilubuk hati terdalamku yang masih egois untuk menjaga jarak dengannya aku ingin sekali menjadi orang pertama yang mengucapkannya doa, memberikannya perhatian dalam hari ulang tahunnya, dan memakan potongan kue bersamanya sehabis itu kami saling berterima kasih dan mengucapkan syukur paling banyak kepada Allah telah memberikan kesempatan masih mendapatkan kesehatan dan kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya (kalau bisa terus bersama-sama) tetapi aku urungkan niatku karena aku masih ragu untuk menjalankannya.
Tetapi memang konyolya aku, aku sebar luaskan bahwa hari itu dia sedang ulang tahun dan semua orang ramai menanyakannya dan mungkin surprise juga ke dia karena memang tidak ada yang mengetahui hari ulang tahunnya (bahkan mungkin dia lupa jika aku ingat hari ulang tahunnya). Seperti biasa teman disini banyak yang usil, sedikit banyak mereka juga mengetahui bahwa kami sedang berdiam diri untuk tidak berkata apapun dan mereka menjebak kami agar bisa mencairkan suasana untuk "hari ini tepatlah sudah untuk kalian baikkan" (kurang lebih seperti itulah niat teman disini) tetapi aku pastikan bukan karena hari ulang tahunnya juga aku ingin baikkan terkesan seperti mengerjai padahal ini berjalan dengan alami. 
Yaps, aku akan berdamai dengannya sebelum hari ini berkahir, MALU jelas tetapi aku tidak ingin melewatkan kesempatan di harinya kali ini dan aku bergegas menyiapkan kejutan selepas jam kerjaku, aku membeli beberapa donut yang aku tempelkan tulisan HBD S***I 28 dengan karya kreatif tanganku sendiri karena malam sebelumnya aku tidak bisa tidur memikirkan hari esok dan aku mulai menggunakan waktuku untuk membuat tulisan itu di sela lilin-lilin yang aku rangkai diatas donut.
Sungguh, ketika aku memberikannya kejutan itu bahkan aku lupa apa yang selama ini aku rasakan. Rasa marah, kecewa, sedih semua hilang dengan cepat. Dia menatapku dengan penuh senyuman yang tulus dan seakan bahagianya sampai ke dalam mataku, aku sampai malu dan aku sangat malu telah menghukumnya dengan terlalu egois membuatnya jauh denganku beberapa waktu yang lalu. Aku menyesal dan aku meminta maaf walau tidak terlontarkan tetapi aku yakin dia memahaminya. Malam terasa sangat cepat saat tiupan lilin selesai dan kita berbicara banyak selama kita berdiam diri apa saja yang kita lakukan. Dia dengan perkerjaannya dan Aku dengan perkerjaanku, sampai terlontar dari mulutnya "Kemarin kenapa si Na sombong banget?" Aku hanya tersenyum tipis, dia mulai lagi cerita "Sebenernya udah feeling akan ada kejutan tetapi tadi siang aja Ana masih ga mau ngomong atau negor yah udah hopeless sampe sore juga ternyata ga akan ada kejutan, eh malem ternyata dapet juga. Karena malemnya juga udah mimpiin kalo Ana ngasih kejutan dan benar ya ternyata jadi kenyataan" Aku bahagia dengan dia yang sebenarnya selalu bisa berkata jujur denganku, dengan keadaan apapun aku bahagia, lanjut dia berkata "Ini yang pertama, sebelumnya ga pernah dapet surprise kaya gini loh Na, udah umur 28 baru kali ini dapet kejutan ulang tahun" jujur, aku makin menyayanginya waktu itu dan berjanji akan bisa menikmati waktu-waktu ulang tahun yang selanjutnya bersama dia. Dan bahagia sekali jika aku memang orang pertama yang bisa menjadikannya special di hari lahirnya.
Aku, yang harusnya dia tau. Aku sangat membenci waktu jujur waktu adalah yang paling egois karena harus memaksa kami bertemu dan memaksa kami juga untuk berpisah. Aku yakin, bahwa malam itu aku benar menyukainya bahkan sekarang aku sudah berani berkata bahwa benar aku mencintainya dengan segala hal yang sedikit banyak memang meragukan tetapi aku tetap ingin berjalan untuk mempertahankan setiap kenangan yang telah kita lewatkan bersamaan.

13 Februari 2017 
Banyak hal yang sudah kami lewatkan di hari- hari setelah ulang tahun AA waktu itu.
Tepat satu bulan setelah ulang tahunnya, aku makin yakin bahwa dia menjadikanku seseorang yang special, penuh dengan keistimewaan, dia yang selalu menghidupkan aku kala sendu mencoba tuk menggangu, ya aku yakin cinta ini mula berani lebih extream keluar dari pancaran mata dan sudut pandang otakku. Dia sudah terlalu banyak mengetahui apa yang aku sukai bahkan kala datangnya pelangi dia mencoba memberitahuku, menelponku untuk segera keluar karena pelangi sudah datang yang jelas dia tau aku sedang sibuk dengan perkerjaanku, dia sempat untuk mengingatkan hal yang aku sukai, sungguh hal yang tidak bisa aku dapatkan dari siapapun saat itu. Sederhana, tetapi sangat bahagia. Bukankah semudah itu kita bisa bahagia? Dengan merasa sangat berharga dimata orang yang kita sayangi.
Balik lagi, jadi tepat satu bulan ini aku mencoba memberanikan diri mengungkapkan perasaan yang benar memang adanya (kita belum jadian loh dari kemarin-kemarin itu) walau sejujurnya aku ragu untuk dia mengetahui tetapi sebenarnya aku yakin dia pasti mengetahui itu dan terkadang dia mencoba menepis karena dia fikir aku dengan yang lain juga bersikap berlaku yang sama.
Malam itu, aku balik lebih dari jam kerjaku. Aku berniat datang ke acara ulang tahunku memang dan sambil membungkus kado ulang tahun untuknya yang sudah lewat pastinya. Dia menengok ke ruanganku beberapa kali (karena itu yang sering dia lakukan jika lampu ruanganku masih menyalah diwaktu yang hitungannya sudah lewat dari jam kerjaku). Kami sempat berbicara dengan santai dan aku meminta pendapat dia tentang kado yang sedang aku bungkus depannya.
Ketika dia beranjak ingin pulang dan mengingatkanku untuk juga segera pulang aku berlari mengejar dia dan memberikan kado untuknya, surprise kembali terlihat di raut mukanya dan bahagianya juga dia merima apa yang aku berikan. Diselip kado tersebut aku menyisipkan kata-kata yang sudah aku rangkai dengan sendiri dan itu memang aku buat untuk dia.
Malam itu juga di rumah aku menuggu dia di handphoneku namun tidak ada apa-apa, besok paginya kita ketemu dan aku tidak melihat dia memakai kado pemberianku, aku mulai kecewa saat itu.
Bahkan tidak ada omongan apapun setelah itu kecuali omongan biasa yang kita biasa lakukan saja, bercanda dan saling berpamitan (berharap banget dia bisa bahas masalah tulisan yang aku selipkan di kadonya yaaaaa minimal dia memberikan penilaian atau apalah, tetapi engga juga tuh).

Senin, 20 Maret 2017 
Hari ini adalah hari dimana aku mengetahui semua dari jawaban yang selama ini aku pertanyakan. Setelah sebelumnya aku berbicara dengan salah satu orang yang bisa aku percayakan dalam hal ini dalam bertukar fikiran sekalipun.
Tenyata.... Alasannya dia tidak memakai hadiah pemberianku dan tidak membahas lebih lanjut tantang perasaan ini karena dia "Belum Siap" yaps, dia masih terlalu takut dan jika memang tidak takut mungkin pilihannya bukanlah aku (mungkin).
Tapi kenapa? Yah, cuma itu yang bisa aku lontarkan sampai detik ini.
Dia tetap ingin menjadi seperti ini, berjalan terus menerus seperti ini tanpa harus ada yang berubah. Bukankah ini sebuah keegoisan? Dia tau aku pasti akan menjauh tetapi dia yang tidak bisa menjadi satu bersamaku.
Tepat hari ini aku mulai kembali sakit hati dan merasakan kembali apa itu harapan tanpa kepastian. Aku fikir kita saling menemukan ternyata kita hanya bertemu untuk berbeda jalan.
Akhirnya aku memang harus menata hati bukan untuk menghindari, berilah jarak agar nanti bukan cinta seperti ini lagi yang kembali.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar