Konsumen adalah Raja ?
Adalah
hal yang menarik kalau kita mengamati berbagai surat pembaca di berbagai media
masa yang ditanggapi serius oleh perusahaan-perusahaan besar yang punya pelanggan dan konsumen jutaan
orang. Ini bisa di mengerti karena semakin kritisnya konsumen, termasuk semakin
sadarnya konsumen akan hak-hak mereka.
Wal
Mart Indonesia pernah menanggapi keluhan melalui surat pembaca dengan antara
lain menulis : “ Bagi kami anggota Wal Mart, para pelanggan adalah bos.
Pelangganlah yang membayar gaji dan pelatihan, serta memberikan kesempatan
kerja bagi kami. Untuk itu kami mengambil tanggung jawab sepenuhnya atas
kepuasan pelanggan dan wajib menghargai, mendengarkan, melakukan upaya
inisiatif perbaikan sebagai hasil umpan balik dari pelanggan. Ini
benar-benar mengungkapkan posisikonsumen
sebagai raja yang harus dilayani secara memuaskan”.
Kenyataan
ini sungguh memberi isyarat paling
kurang dua hal. Pertama, bahwa pasar yang bebas dan terbuka pada akhirnya
menempatkan konsumen benar- benar sebagai raja. Kedua, bahwa prinsip-prinsip
etika, seperti kejujuran, tanggung jawab dan kewajiban untuk melayani konsumen
secara baik dan memuaskan , mempunyai tempat pijakan yang nyata dalam bisnis
global yang bebas dan terbuka. Itu berati pada akhirnya etika bisnis semakin
dianggap serius oleh para pelaku bisnis dalam bisnis modern yang kompetitif
sekarang ini.
Dengan
kata lain, dibalik fenomena surat pembaca yang terlihat kecil dan sederhana
itu, terungkap sebuah kenyantaan yang sangat besar. Yaitu, kenyataan bahwa
dalam pasar yang bebas dan terbuka hanya mereka yang unggul, termasuk unggul
dalam melayani konsumen secara baik dan memuaskan, akan benar-benar keluar
sebagai pemenang. Maka, kalau pasar benar-benar sebuah medan pertempuran,
pertempuran pasar adalah pertempuran keunggulan yang fair, termasuk keunggulan
nilai, yang menguntungkan banyak pihak, termasuk konsumen.
Fenomena
surat pembaca dengan jelas memperlihatkan bajwa kendati yang mengeluh itu hanya
satu orang saja dan hanya satu kali saja, yang satu orang dan satu kali itu
bisa punya efek yang sangat merugikan suatu perusahaan. Yang satu orang dan
satu kali saja itu bisa mencoreng dan merusak citra suatu perusahaan yang
berjuang mati-matian untuk unggul dalam pasar. Pengusaha modern sadar bahwa
keluhan yang satu kali itu punya efek kumulatif dan ekspansif yang besar sekali
dalam abad informasi ini. Keluhan itu tidak saja dapat mempengaruhi konsumen
lain seta calon konsumen melainkan jug adapat dimanfaatkan oleh calon pesaing
untuk merebut hati konsumen lainnya. Karena itu, sebuah perusahaan eceran besar
yang punya barang yang murah dan pelanggan yang banyak sekali tidak segan-segan
meminta maaf bahkan memberikan hadiah kepada konsumennya yang mengeluh. Itu
tanda bahwa konsumen di mata produsen adalah benar-benar raja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar